Selasa, 03 Juni 2008

Republik Sembrono


Republik ini semakin hari-semakin membingungkan, banyak hal-hal aneh dan tidak masuk akal yang terjadi di Republik tercinta ini. persoalan seakan-akan enggan menjauh dari sekujur tubuh Indonesia. Belum lagi persoalan kemiskinan dan pengangguran teratasi, pemerintahnya malah menerbitkan kebijakan yang malah mendorong semakin banyaknya orang miskin dan pengangguran. SBY-JK nekad dan tanpa reserve menetapkan kenaikan harga BBM. Harga BBM di Pasar dunia dijadikan alasan demi menyelamatkan APBN. Kenaikan harga BBM ini tentu akan memberikan dampak pada kenaikan harga-harga produk lainnya. lihat saja, sopir ankot berbondong-bondong meminta kenaikan tarif, pedagang kebutuhan pokok juga menaikkan harga, harga kertas, pakaian dan produk lainnya, perlahan mulai merangkak naik. Padahal pemerintah sudah menjamin kenaikkan harga BBM tidak akan berimbas pada kenaikkan harga barang lainnya. Argumentasi yang sembrono dan tidak masuk akal, karena anak kecil juga tahu kenaikkan harga BBM tersebut sudah pasti berpengaruh pada harga barang lainnya. Itu kan teori ekonomi yang sangat simple tuan SBY-JK. Apalah artinya BLT yang disalurkan??? jika BLT tersebut dislalurkan pada saat BBM tidak naik pun, maka BLT tersebut juga tidak akan mampu menyelamatkan orang miskin, apalagi menaikkan daya beli orang miskin. Jika mau mengamankan 'perut' orang miskin, maka kembalikan saja fungsi BULOG. Sehingga sembilan kebutuhan pokok harganya bisa dikontrol. Takut dengan IMF ya Tuan SBY-JK??

Agar Mahasiswa tidak berdemontrasi menuntut pembatalan kenaikan harga BBM, mereka memberikan subsidi kepada mahasiswa (BKM). Padahal masalah utama mahalnya uang kuliah adalah ketika universitas negeri dijadikan Badan Hukum Pendidikan. Kalo mau menolong rakyat agar bisa mengenyam pendidikan tinggi, maka kembalikan saja status perguruan tinggi pada posisi semula, artinya cabut Badan Hukum pendidikan. Gitu aja kok repot!!!!

Ada yang lucu juga beberapa minggu terakhir, hampir disetiap pelosok negeri mahasiswa demo menuntut pembatalan kenaikan harga BBM. Dengan berbagai keunikan dan kekhasan aksi mahasiswa, tetapi tetap merupakan aksi damai. Anehnya aksi tanpa anarkis dan kekerasan tersebut diserbu oleh Polisi, maka berantakanlah Kampus UNAS. Beberapa mahasiswa ditangkap, baik anak UNAS, UKI, Mercu Buana, Moestopo da mungkin juga dari kampus-kampus di daerah. Tuduhannya biasalah.... mengganggu ketertiban umum, menghina simbol-simbol negara, trus...di dramatisir dengan penemuan narkoba...klasik banget ya. Padahal dulu waktu 98' tuduhan-tuduhan ini juga dilontarkan oleh aparat. Artinya aparat nggak kreatif dalam main isu he he, makanya belajar dunk.... Tanggal 1 Juni 2008, di Monas kelompok berjubah yang menamakan diri Front Pembela Islam 'menyerang' kelompok masyarakat yang sedang memperingati kelahiran Pancasila, lengkap dengan senjata dan pentungan mereka membubarkan aksi tersebut dengan kekerasan. Korban pun berjatuhan, tapi apa yang terjadi??? polisi kok malah diam dan tidak melakukan apa-apa... ironis ya...

Apa kita akan biarkan saja kesembronoan ini terus berjalan tanpa ada yang bisa menghentikannya? Wahai kaum muda, mari kita bersatu... LAWAN....