Minggu, 27 Desember 2009

Dana Bailout Bank Century Bukan dari Uang Negara?

Beberapa hari yang lalu saya, membaca di salah satu wall list friend Facebook saya tulisan ini:
Jakarta - Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas) berpendapat keputusan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) membuat kekhawatiran industri perbankan hilang karena menyelamatkan Bank Century."Keputusan KSSK membuat kekhawatiran bank-bank hilang, karena menyelamatkan seluruh sistem keuangan dengan menyelamatkan sebuah Bank," ujar Ketua Perbanas Sigit Pramono di Jakarta, Rabu (23/12/2009).

Membaca tulisan di wall beliau tersebut, saya tulis di wall beliau:
Rp. 6,7 Triliun di korupsi....alias di maling....ini soal uang negara (rakyat)....weleh....weleh....

Berselang beberapa saat, teman tersebut langsung memberikan tanggapan atas apa yang saya tulis di wall Facebook beliau tersebut:
Tenang Bung, tolong jawab dengan jernih dan nalar 2 pertanyaan ini:
1. Siapa yang korupsi atau jadi maling?
2. Apakah fakta hukum yang membuktikan bahwa ada uang negara (rakyat) dikorupsi alias dimaling?
Salam.

Saya sejujurnya kaget dengan tanggapan dan pertanyaan dari beliau ini. Saya cermati satu persatu kata-kata tanggapan ini. Rasa-rasanya ada yang aneh dalam tanggapan beliau dan pertanyaan yang beliau ajukan. Dengan sedikit keraguan, saya tanggapi pertanyaan beliau seperti di bawah ini:
kalo dibalik pertanyaannya gimana bung?
1. Anda tau kemana uang 6,7 triliun?
2. Anda tau asal uang 6,7 triliun itu?
3. Anda tau akibat kebijakan apa sehingga uang 6,7 triliun tsb melayang?
mohon dg cinta dan akal sehat.......

Tak lama berselang, beliau langsung meberi jawaban atas pertanyaan saya tersebut:
Ini jawabannya, dan ada buktinya dan tentu dengan cinta dan akal sehat:
1. Uang 6,7 triliun masuk ke BC, tunai 5,3 trilun dan dalam bentuk SUN 1,4;
2. Asalnya dari LPS, berasal dari dana awal 4 triliun kekayaan negara yang dipisahkan dan sisanya dari iuran bank-bank;
3. Kebijakan yang dilakukan Oktober tahun 2008 akibat krisis keuangan global. ...

Saya semakin kaget dengan jawaban yang beliau sampaikan melalui wall Facebook tersebut. Saya cukup mengenal beliau ini, pernah sama-sama dalam sebuah organisasi masyarakat sipil yang konsen dengan pemberantasan korupsi. Nama beliau dalam dunia gerakan pemberantasan korupsi di Indonesia dan dunia juga cukup di kenal. Bahkan beliau ini perah menjadi pimpinan pada salah satu lembaga Hukum Negara yang tugasnya memberantas korupsi sesuai dengan UU 31/99. Sungguh, hati saya berkecamuk, ada apa dengan bapak/teman yang saya hormati ini?.Masak uang yang berasal dari SUN dan LPS tidak dianggap keuangan/kekayaan Negara? Dengan hati yang sedikit sedih saya beri tanggapan balik atas jawaban beliau:

1. SUN itu klo tidak tertagih siapa yang bayar ya...... Tuhan kah?
2. Kekayaan negara itu beda dengan bukan milik rakyat ya?
3. untuk nomor ini, bukan kah negara ini sudah punya pengalaman selalu rugi klo nanti pd saatnya saham milik LPS (negara) itu di jual kembali? kasus BCA dll

Setuju proses hukum di usut sampai tuntas....

Kemudian beliau memberi tanggapan balik atas respon saya di atas:

1 s/d 3 kita sama-sama tahu itu, tapi Anda belum menjawab 2 pertanyaan pertama, langsung menyimpulkan.

Waduh...kok semakin kacau cara berpikirnya ya. Dengan setengah hati saya beri tanggapan respon tersebut:

kalo pertanyaan yang pertama....
saya rasa sudah terjawab dg jawaban anda bahwa pertanyaan nomo 1 s/d 3 kita sama2 tau.....
Kalo dibaca dg cinta dan akal sehat, maka tulisan di wall adalah hal yg biasa saja...dan tidak ada yang menyimpulkan dan menuduh siapa pelaku malingnya........

Setelah itu beliau tidak lagi memberi tanggapan. Saya tidak tahu apa alasan beliau tidak memberi tanggapan. Tapi apa yang ada di kepala menjadi bertanya-tanya. Masak orang sekualitas beliau tidak bisa membedakan mana yang masuk doamin korupsi, kekayaan negara atau politik? Saya bisa memaklumi, mungkin beliau terlalu bersemangat mendukung Sri Mulyani, karena beliau ini sebelumnya juga invite saya untuk bergabung dalam grup ”Kami percaya dengan Integritas Sri Mulyani”. Saking semangatnya dan percayanya denga integritas Sri Mulyani, jawaban diskusi ringan di Wall Facebook itu menjadikan beliau seperti orang yang tidak memiliki logika dan kurang jernih. Mudah-mudahan saya salah......karena jujur saya masih berharap beliau ada tetap dalam satu barisan bersama-sama melawan korupsi di negeri ini. Semoga Beliau kembali bisa berpikir jernih sehingga kita bisa bersama-sama lagi bergerak melawan korupsi. Saya menanti mu kembali kawan!!!!

Selasa, 15 Desember 2009

BailOut Bank Century=Korupsi Sistemik??

Beberapa minggu belakangan ini saya sering mendapat sms, dan invite di Facebook untuk join dengan berbagai grup yang berkaitan dengan skandal bank Century. mulai dari grup yang menuntut agar kasus bank century diusut sampai tuntas. misalnya Grup "usut Tuntas skandal Bank Century", Grup
Selain itu ada juga yang invite agar bergabung dengan grup yang malu-malu mendukung skandal bank century, misalnya Grup "SAya Percaya Integritas Sri Mulyani" dan masih banyak lagi grup di Fb yang mendukung dan meminta agar Sri Mulyani dan Boedino di usut atau dibela.
Setiap hari, media massa baik cetak maupun elektronik setiap saat menjadikan kasus bank Century sebagai headline.
Saya tidak akan menulis note ini secara panjang lebar, karena sudah terlalu muak dengan perdebatan masalah Bank Century. Malah sampai ada yang hampir "setiap hari bersumpah atas nama Tuhan" tidak menerima aliran dana (Rp.6,7 Triliun) untuk kepentingan tim politik dan sebagainya. Cerita nya tidak sampai disitu saja, seklompok LSM mengungkap dan menyebut nama-nama beberapa orang politisi di negeri ini, kemudian kelompok politisi tersebut berbondong-bondong melaporkan LSM tersebut karena mencemarkan nama baik. DPR segera mengesahkan Pansus Hak Angket Bank Century, kemudian semua ribut masalah ada penumpang Gelap dalam Pansus hak Angket ini. BPK menyampaikan hasil audit kepada
DPR dan KPK, ada dugaan penyalahgunaan dana Baill Out Bank Century, sayangnya cuma bisa ditelusuri pada 51 rekening. Kemudian PPATK menyatakan karena keterbatasan tenaga hanya 51 Rekening itulah yang bisa di buka. KPK menemukan 3 indikasi tindak pidana.....
Tak lama kemudian, ada yang mengungkap soal rekaman pembicacaraan yang diduga antara Sri Mulyani dan Robert Tantular. Anggota DPR dari Golkar ini menyampaikannya dalam rapat Pansus. Sri Mulyani membantah......
Setiap hari kita dibikin bingung oleh pelaku (newsmaker), sehingga substansi kasus bank century jadi kabur dan bahkan nyaris tak terdengar. kalau secara awam kan sederhana mengurai kasus bank century ini.
1. Ada Bank yang bernama Century (dulu tidak dikenal) yang mengalami krisis
2. Krisis bank Century ini dianggap KSSK bisa mengakibatkan dampak sistemik pada dunia perbankan nasional (Komite ini saat itu diketuai oleh Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan)
3. Karena dianggap bisa memberi dampak sistemik, maka kemudian KSSK memutuskan memberikan dana talangan pada Bank Century (totalnya Rp. 6,7 Triliun)
4. Dana tersebut mestinya digunakan oleh Bank Century untuk membayar dana nasabah yang ada di Bank Century.

Jika kita melihat secara awam, artinya ada krisis di Bank Century yang dianggap memberi dampak sistemik (tentu ini mestinya ada ukurannya). Jika sedikit agak serius, apakah benar Krisis pada Bank Century saat itu akan memberi dampak sistemik? coba kita lihat beberap hal:
1. Ukuran atau besaran Bank Century... (baik jumlah nasabah, kaitan dengan Bank lain dll). Apakah pantas Krisis Bank Century memberi dampak sistemik?
2. Sistem pembayaran
3. Infrastruktur perbankan
4. Faktor psikologis.

dari empat hal ini, hanya faktor phikologis yang dijadikan pertimbangan oleh KSSK untuk memutuskan memberi bailout pada Bank century agar tidak memberi dampak sistemik. Pertanyaanya siapa yang bisa mengukur dampak phikologis? apa alat ukur dan indikatornya? jawabannya weleh-weleh-weleh....

Yang jelas dan terang benderang adalah ada Uang Rp 6,7 Triliun (itu uang negara=rakyat) yang di salurkan apda Bank Century, kemudian uang itu tidak kembali, atau bahasa Jusuf Kalla "PERAMPOKAN".
Sekarang Siapa yang bertanggung jawab?
Jika mau diurut kronologisnya...maka semua terang benderang siapa yang Pertama Kali di Mintai Pertanggung jawaban, baik secara politis, hukum dan moral. Terlepas yang membuat kebijakan menikmati atau tidak uang hasil "rampokan" Bank Century. Jadi ini bukan masalah percaya atau tidak dengan integritas seseorang...tapi ini soal Uang Rakyat......
Persetan duit itu mengalir jauh kemana....minta saja pertanggungjawaban....
saya jadi ingat tulisan Robert Kligart "mungkin inilah yang dinamakan korupsi sistemik=Korupsi berjamaah".

Senin, 12 Oktober 2009

Meditasi Puasa

ketika terbangun pada malam hari
Diantara denting sendok dan garpu sahur kita
diiringi aroma nikmatnya makanan yg kita santap
tak jauh dari batang hidung kita,
anak kecil tak tidur sekejap pun merengek pada ibunya
yang tak mampu membeli makan untuk mengganjal lambung

Ketika mulut kita berdoa dan berniat untuk berpuasa
Sambil bermunajat agar keiklasan
mengiringi lapar dan dahaga disiang hari
Allah anta ma'sudi wa ridhaka matlubi..
Tak jauh dari dinding rumah kita,
mereka sudah kehabisan kata, bahkan tidak lagi mengerti makna doa
Merintih, mengeluh bahkan memaki kondisi

Ini bulan rahmat,
ini bulan lebih baik dari seribu bulan
ini bulan peduli dan tegang rasa
ini bulan menyangkalan dunia
agar kita kembali fitrah, seperti ketika ruh berbai'at
pada sang KHalik untuk memikul mandat khalifah

Aku melihat semua kebohongan puasa mu
Aku tak percaya pada niat dan munajatmu...
Kau katakan ini kebaikan puasa
sementara mereka meregang nyawa untuk makan hari ini
kau katakan ini itikaf ku....
sementara mereka tidak tidur karena diselimuti ketakutan pengusuran
Kau lantunkan doa dan ayat-ayat suci
sementara mereka bernyanyi dengan kehinaan
Kau sempurnakan puasamu denga fitrah
sementara mereka semakin lunglai

Allahu akbar...Allahu akbar..Allahu akbar
Aku lapar...aku ringkih...aku menangis
Ini hari kemenangan, kumandang takbir dan tahmid
disini kami menanti kebaikan entah dari mana

Jaga sholatmu dan lindungi yang lemah diantara kamu
Muhammad berbisik pada Ali menjelang ajal
Ummati..ummati..ummati......

Selasa, 21 Juli 2009

Meditasi Umur (catatan ulang tahunku)

hai apa kabar negeri mu yang kaya raya itu..
negeri kolam susu, kayu dan tanah menghidupi mu
hai apa kabar negeri tetesan sorgamu itu...
nenek moyangnya pelaut yang unggul

Masihkah subur dan makmur tanahmu?
masihkah si buyung bisa bermain bola sambil merangkai cita
masihkah cinta menghiasi hati orang-orangnya
masihkah perbedaan menjadi berkah

Hai apa kabar negeri mu yang ramah tamah itu...
masihkah berbeda ritual kita saling menjaga
masihkah berbeda warna kulit menjadi pemersatu
masihkah kita saling bahu membahu membangun anak negeri

Hai apa kabar negeri mu yang hebat itu
masikah mimpi mendapat ruang di hati kita
masihkah mata sipit, kullit hitam, rambut keriting adalah saudara kita
masihkah kau peduli dengan sesama walau berbeda suku

Hai apa kabar negeri mu yang santun itu...
masihkah kejujuran bahasa kita bersama
masihkah keadilan bersetubuh dalam prilaku kita
masihkah tanah, air dan isinya untuk kaum dhuafa

hai negeri yang gemah ripah loh jinawi
disini sikecil merengek minta tempe
disini para pemimpin selalu berganti warna
disini yang miskin tidak lagi menjadi makhluk kesayangan ALLAH
disini darah anak negeri tidak lagi menyuburkan ibu pertiwi
Disini darah ditumpahkan manusia biadab karena mimpi bodoh "jihad"

Hai negeri yang kucinta
DISINI hanya satu yang tidak berubah
PARA PEMIMPINNYA SIBUK berkoalisi untuk KEHANCURAN...

jakarta, 22 Juli 20009

Selasa, 09 Juni 2009

Kalama Sutta

Kalama sutta adalah sebuah dasar penyelidikan bebas atau sebuah panduan untuk mencari kebenaran secara bijaksana. Panduan ini berawal dari pengalaman Budha yang pernah datang ke desa yang dihuni oleh orang-orang Kalama. Suku Kalama terdiri dari orang-orang yang cerdas dan pintar di India.Suku Kalama berdiskusi tentang Bagaimana untuk mengetahui kebenaran sebuah ajaran yang dibawa oleh seseorang. Sementara orang lain, atau guru-guru spritual (agama) yang lain juga mengajarkan kebenaran dan kebaikan. Perdebatan ini menjadi topik hangat, dalam diskusi ini dirumuskan sebuah cara untuk mengetahui sebuah kebenaran, yang lebih di kenal dengan Kalama Sutta (dasar penyelidikan bebas). Yaitu:
1. Janganlah percaya begitu saja pada apa yang kita dengar hanya karena kita telah mendengar itu sejak lama
2. Janganlah mengikuti tradisi secara membuta hanya karena hal itu telah dipraktikkan secara turun temurun.
3. Janganlah cepat terpancing desas desus
4. Janganlah menyakini segala sesuatu hanya karena hal itu sesuai dengan ktab suci kita, karena pemahaman kita yang "kurang cerdas" dari maksud dan makna yang di tulis di kitab suci.
5. Janganlah membuat asumsi-asumsi secara bodoh
6. Janganlah tergesa-gesa menarik kesimpulan berdasarkan apa yang kita lihat dan dengar
7. Janganlah terkecoh oleh penampakan-penampakan luar
8. Janganlah berpegang kuat pada pandangan atau gagasan apapun hanya karena kita menyukainya
9. Janganlah menerima segala sesuatu yang kita pandang masuk akal sebagai fakta
10. Janganlah menyakini segala sesuatu hanya karena rasa hormat dan segan pada guru-guru spritual kita.

Seyogianya kita bisa mengatasi pendapat dan kepercayaan. Kita bisa menolak segala sesuatu yang mana jika dijalankan atau diterima akan menyebabkan meningkatnya kemarahan (Kebencian), keserakahan (Nafsu keinginan), dan kegelapan jiwa (pandangan salah). Pengatuan bahwa kita marah, serkah atau gelap jiwa tidak tergantung pada kepercayaan atau pendapat. Ingatlah kemarahan, keserakahan, dan kegelapan jiwa merupakan perbuatan tercela di muka bumi. artinya itu tidak bermanfaat dan semestinya dihindari.

Sebaliknya, kita bisa menerima segala sesuatu yang mana jika diterima dan dijalankan membawa cinta kasih tanpa syarat, berkecukupan, dan kebijaksanaan. Hal-hal ini memungkinkan kita pada setiap waktu dan tempat untuk mengembangkan pikiran yang bahagia penuh damai. Oleh karena itu, mereka yang bijaksana menjunjung cinta kasih tanpa syarat, berkecukupan, dan kebijaksanaan.

Hal inilah menjadi indikator atau kriteria kita dalam menerima kebenaran atau bukan; mengenai praktik spritual atau bukan.

Selasa, 26 Mei 2009

Pilar Bangsa Telah Runtuh (3)

Nabi besar Muhammad Saw, bersabda:
“Tegaknya bangsa di dunia ini karena empat pilar: Dengan ilmunya para Ulama, melalui keadilan para pemimpin, dengan kedermawanan orang kaya dan dengan doanya orang-orang miskin.”
1. Ilmunya para Ulama (pendidikan) (episode 1)
2. Keadilan Para Pemimpin (Episode 2)
3. Kedermawanan Orang kaya

Banyak orang-orang kaya di negeri ini, bahkan saking banyaknya, ketika negara ini mengalami krisis, negara ini tetap menjadi pasar potensial barang-barang mewah dunia, mulai dari perhiasan, mobil, rumah/apartemen, dan branded lainnya.

Sayangnya, kekayaan yang dimiliki oleh para "tuan tanah" ini diperoleh dari sistem sosial dan ekonomi yang tidak adil. Sehingga, yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin terpuruk. Orang-orang kaya di Indonesia lahir karena:
1. Mendapat fasilitas/privilege dari negara, karena kebetulan dekat dengan sumber kekuasaan. Persekongkolan ini melahirkan hubungan yang saling menguntungkan antara pengusaha dan penguasa. Untuk melihat hubungan ini bisa kita perhatikan ketika ada moment-moment politik, misalnya pemilu, pilkada dll. Mereka akan "menyumbang" dana untuk kepentingan politik calon, dengan komitmen akan memperoleh fasilitas dan kemudahan dalam menjalankan usahanya, banyak kasus secara kasat mata, pemerintah (SBY) melakukan impunity (pembiaran) atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha/corporate. Lihat saja, kasus LUMPUR LAPINDO, sayup-sayup nyaris tak terdengar langkah tegas dan progresif dari pemerintah. Pertanyaannya berapa besar pemilik LAPINDO 'menyumbang" dana kampanye SBY? Nah...berharap kedermawanan pada kaum kaya seperti ini adalah bagaikan pungguk merindukan bulan. Jika adapun sumbangan untuk rakyat miskin dari mereka, yakinlah itu hanyalah sebagai bagian dari kampanye politik dan pencitraan politik bukan karena peduli dan cinta dengan orang miskin (makhluk yang paling disayang TUHAN).
2. Ada sekelompok orang menjadi kaya, karena merupakan lingkungan inti (dalam) kekuasaan, misalnya anak, teman, saudara dari Penguasa. Jika merujuk beberapa data bisnis dunia, maka kelompok ini hampir mencapai 50% dari orang kaya yang ada di Indonesia. Untuk menghindari protes dan citra politik yang buruk, biasanya mereka menjadi "hidden owners" dari beberapa perusahaan besar di Indonesia dan dunia. Kita masih ingat, ketika Tim Kejaksaan Agung yang dibentuk untuk memburu harta Soeharto dan Penjahat BLBI, mengumumkan tidak ada harta soeharto dan keluarga di Luar negeri. Berselang beberapa waktu, media massa di Indonesia dibikin heboh dengan transfer uang Tommy soeharto ke Indonesia dari Paribas, celakanya transfer tersebut malah menggunakan rekening Departemen Hukum dan HAM. Tak lama berselang, Pengadilan Australia juga meminta pemerintah Indonesia mengajukan surat permohonan penyitaan harta koruptor BLBI yang disimpan di Australia, demikian juga dengan harta Tommy Soeharto yang ditahan oleh pengadilan di paribas dan meminta pemerintah Indonesia mengajukan gugatan. Kelompok orang kaya seperti ini, sekarang makin banyak seiring dengan "keenganan" pemerintah SBY menerapkan keadilan berusaha di Indonesia. Lihat saja, akses modal siapa yang kuasai? Akses Pasar milik siapa? akses Informasi dan teknologi punya siapa?. Nah berharap pada orang kaya seperti ini agar peduli pada orang miskin sama dengan "jauh panggang dari api".

Diluar kelompok ini, kekayaan dikuasai oleh pengusaha asing yang selalu dilindungi oleh pemerintah, untuk melihat siapa saja yang perusahaan asing yang mendapat perlakuan khusus, tidak perlu pake data dan analisa yang terlalu rumit, sambil tidur-tiduran pun kita akan langsung menyebut nama PT. Freeport Indonesia, Newmont Indonesia, Rio Tinto, Exxon Mobile, Conoco, Shell, Mosanto dll. Bahkan, secara terbuka salah satu manager Mosanto (suaminya Sofia Latjuba) menyampaikan bahwa mereka telah menghabis jutaan USD untuk "menyogok" pejabat publik di Indonesia. Jadii, jangan terlalu berharap banyak saudara-saudaraku di papua, kaltim, riau, aceh dan morowali, poso, cepu, natuna dll akan dapat menikmati kekayaan alam dari negeri "tetesan surga" ini.

Pemerintahan ini memang telah berhasil menciptakan orang-orang kaya baru, baik lokal maupun asing yang predatorik. LANJUTKAN!!!!

Kamis, 21 Mei 2009

Pilar Bangsa Telah Runtuh (2)

Nabi besar Muhammad Saw, bersabda:
“Tegaknya bangsa di dunia ini karena empat pilar: Dengan ilmunya para Ulama, melalui keadilan para pemimpin, dengan kedermawanan orang kaya dan dengan doanya orang-orang miskin.”

1. Ilmunya Para Ulama (Pendidikan)...(episode 1)
2. Keadilan Para Pemimpin

Pemimpin adalah bagaikan lokomotif yang selalu berjalan pada rel yang telah disepakati bersama. Jika sang lokomotif keluar dari jalur (rel) yang telah disepakati maka gerbong yang dibawa akan berantakan dan hancur berkeping-keping. Akibatnya akan menelan korban dan kesedihan yang luar biasa bagi penumpangnya. Lokomotif tidak boleh ragu apalagi takut untuk mencapai kesejahteraan untuk rakyat nya. Pemimpin harus yang selalu terdepan menghadapi gelombang pasang surut bernegara. Lihatlah... tidak boleh pemimpin tersebut membedakan antara satu gerbong dengan gerbong yang lain....hanya karena penumpangnya berbeda budaya, agama, ras, kelamin atau perbedaan yang memang sudah kodrat manusiawi di dunia ini. Beberapa tahun belakangan ini keadilan adalah sesuatu yang sangat mahal bahkan hampir-hampir tidak bisa kita jangkau dengan tangan dan hati kita. Keadilan di Indonesia hanyalah sebatas jargon kampanye para "pemimpin" yang tidak boleh di utak atik oleh kaum miskin, bahkan berhayalpun untuk keadilan adalah sesuatu yang salah di Republik ini. Ketika krisis melanda, mereka berduyun-duyun memberikan stimulus, berkedok keadilan maka di lelapkan lah kaum miskin dengan bantuan tunai langsung (BLT) yang tiada berguna, sementara di istana dengan karpet merah mereka mengelar pesta keserakahan bersama para pemodal predatorik. Silahkan tuan-tuan berinvestasi disini...kami akan jaga asset tuan, jangan takut dengan protes kaum papa, karena mereka telah lelap dengan subsidi, jika ada yang protes, Tentara kami siap menjadi "anjing penjaga" asset anda. Jika nanti ada krisis lagi silahkan tuan bawa uang anda kemana pun tuan inginkan...ssttt...jangan panik kami hanya pura-pura marah dan akan menjerat tuan dengan hukum kami yang bisa kita bolak balik atau kalau tuan mau kangkangi hukum kami maka kami akan fasilitasi agar terlihat adil dan cerdas. Jangan cemas, tiap tahun kami umumkan pertumbuhan ekonomi meningkat 7%, Cadangan devisa aman bahkan 10 kali lipat meningkat, pelaksanaan otonomi berjalan dengan baik, kami peduli dan konsen dengan pemberantasan korupsi. Jika perlu besan kami pun akan kami tangkap sebagai lagu pengantar tidur rakyat kami. Mereka tidak akan pernah tahu, pertumbuhan ekonomi itu hanya fiktif karena industri kami mati, jika pun ada yang menggeliat itu hanya di sektor jasa...yang tidak akan banyak menyerap tenaga kerja. Makanya sesungguhnya tingkat pengangguran kami jumlahnya terus naik, tapi kami laporkan pengganguran kami berkurang karena tukang ojek, buruh panggul dan pekerja kasar lainnya kami angap bukan penggangguran. Perbankan kami normal-normal saja, karena kami simpan semua uang negara (APBN/APBD) dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) aman toh... Kami telah lunasi utang kami pada IMF, sehingga kami laporkan bahwa Utang negara kita telah lunas. Mereka tidak sadar bahwa kami juga telah menerbitkan surat utang negara (SUN) yang tak terhingga jumlahnya. Sehingga sesungguhnya utang negara ini telah naik 30% dari jumlah utang sebelumnya. Kami berikan subsidi langsung pada rakyat kami, sehingga dengan uang 200 ribu mereka terbantu untuk makan, dan menyebut pemerintahan kami peduli. Sementara harga beras terus menanjak, jika mereka bertanya maka kami cukup jawab, "Harga beras naik ya bagus, agar petani bisa sejahtera". Padahal harga pupuk membumbung tinggi bahkan nyaris tidak bisa diperoleh. selain mahal, pupuknya juga langka, karena pupuk itu kami datangkan dari "mener" di swedia dan jerman. Kami biarkan saja pabrik pupuk kami mati karena gas sebagai bahan baku pupuk kami jual seluruhnya pada cina, jepang dan korea dengan harga murah. Walaupun harga beras mahal di pasar, harga gabah tetap 2000/kilo. Jika petani nya protes, kami cukup jawab "jika harga gabah naik, rakyat bisa sengsara"...maka kami sebagai pemerintah harus menjaga dan menyeimbangkan semua kebutuhan rakyat.
Kita telah berhasil dengan banyak program, walau makin banyak anak-anak dijalanan yang mestinya sekolah menjadi peminta-minta, pengamen dll. Kita berhasil kok, walau banyak pemuda putus sekolah melamun dan berhayal di pintu kubur. Banyak bayi yang mengalami krisis gizi.
Kita telah berhasil saudara ku. LANJUTKAN............!!!

Kamis, 26 Februari 2009

Energi dan Semangat KU

Beberapa hari ini saya di Jakarta, sangat senang sekali kembali bisa berkumpul dengan keluarga. Anak ku yang lucu-lucu selalu bisa menghapus lelah dan letih setelah berkeliling di Dapil. Istriku yang selalu senyum dan setia mendukung setiap langkah politikku tentu saja sebuah energi yang tak ternilai. Mereka adalah jiwa ku.

Beberapa hari di rumah, aku bisa kembali mengajari anak-anak ku tentang kehidupan dunia, moral dan mengenali dunia ini. Kadang ingin rasanya aku selalu bersama mereka. Ya... anak-anak dan istriku adalah manusia-manusia yang harus selalu kujaga dan kusayangi. Karena mereka inilah tanggungjawabku sebagai kepala Rumah tangga.

Jauh di Sumbar sana, teman-teman (masih muda semua) tetap melakukan kerja-kerja politik untuk memenangi pemilu 2009. Terima kasih saudara-saudaraku...walau tanpa uang yang berlimpah, dengan komitmen berkarya yang terbaik, menjadi energi dan semangat kita untuk memenangkan hati rakyat. Bersama-sama kita selalu bisa melakukan apapun untuk kebaikan dan kemaslahatan masyarakat. Mudah-mudahan semua mendapat Ridho dari Allah Sang Pencinta.

Besok, senin tanggal 2 Maret saya mesti kembali ke dapil (Pariaman, Kab. Padang Pariaman, Agam dan Bukittinggi) untuk sosialisasi, berdiskusi dan yang pasti melakukan kerja-kerja politik guna menuju kursi parlemen. Anak-anak ku maafkan ayah tidak bisa setiap saat bisa bersama kalian, kita tidak bisa bernyanyi dan belajar bersama. Tetapi hati dan jiwa ayah selalu hadir disamping kalian untuk bernyanyi, belajar dan menari bersama. Istriku.. maafkan suami mu ini karena selama aku ke dapil dirimu harus sendirian menjaga buah hati kita. Tapi percayalah..setiap langkah dan denyut nadiku, adalah do'a yang selalu mengiringi langkah dan hari-harimu. I LOVE U .......

Senin, 16 Februari 2009

Posisi Strategis Pemilih dalam Pemilu

Pemilu 2009 diyakini akan memunculkan berbagai bentuk kompetisi baru dalam merebut suara pemilih. Keyakinan ini didasari Pembangunan sector pertanian dan perikanan selama ini belum menjadi prioritaoleh beberapa faktor, yaitu Pemilu 2009 diikuti oleh 38 Partai Politik Nasional dan 6 Partai Politik lokal. Tentu saja, setiap partai akan bekerja secara maksimal agar partai mendulang dukungan dari pemilih. Berbagai cara dilakukan oleh partai politik, mulai dari konsolidasi internal, pendekatan pada kelompok kepentingan (ulama, organisasi agama, kepemudaan, serikat pekerja dan lain-lain). Berbagai macam media kampanye terus dilakukan oleh partai politik dan calon legislatif. Tak hanya itu, janji-janji politik pun terlontar, ada yang akan berjuang untuk rakyat, ada yang peduli dengan rakyat, ada yang bicara pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Upaya-upaya mengambil simpati pemilih ini telah dilakukan sejak kampanye dimulai bulan Juli 2008. Walaupun, sesungguhnya jauh sebelum bulan Juli pun partai-partai dan calon legislatif telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam beragam bentuk.

Pemilu adalah prosedur demokratis dalam memilih pemimpin (Presiden, Gubernur, Bupati/walikota dan Anggotta DPR/D). Pemilu juga akan menghasilkan pemimpin yang akan bekerja selama 5 tahun dalam mengelola negara. Dalam konteks pemilu, maka pemilih memiliki posisi yang sangat strategis. Pemilih sebagai penentu nasib partai politik dan calon legislatif dalam pemilu. Artinya, penghargaan dan pemahaman terhadap keinginan dan kebutuhan pemilih harus diperhatikan oleh parpol dan calon legislatif. Sayangnya, penghargaan dan pemahaman terhadap keinginan dan kebutuhan masyarakat pemilih oleh partai politik dan calon legislatif di artikan dengan memberi janji politik tanp melihat realitas yang berkembang di masyarakat. Bahkan, ta jarang keinginan dan kebutuhan masyarakat pemilih ”hanya” dihargai dengan sejumlah uang atau barang lainnya.

Kebutuhan dan keinginan masyarakat yang diganti dengan ”uang” adalah bentuk penghinaan terhadap masyarakat pemilih itu sendiri. Mestinya, masyarakat terima saja uang tersebut, tetapi dalam memilih calon legislatif dan partai politik dalam pemilu 9 April 2009, tetap mengedepankan visi misi, karya dan jejak rekam calon legislatif. Sudah saatnya, masyarakat ”menghukum” Partai politik dan calon legislatif yang menyamakan keinginan dan kebutuhan masyarakat sama dengan ”uang 100 ribu, benih atau makan-makan”.

Jadilah pemilih cerdas

Mengadapi pemilu tanggal 9 April 2009, pemilih harus lebih cerdas. Karena jika salah dalam memilih, maka negara yang sudah ditepi jurang kehancuran akan makin parah, minimal dalam 5 tahun kedepan. Untuk itu perlu kiranya pemilih melakukan beberapa langkah yaitu:
1. Kenali partai politik dan calon legislatif sesuai dengan daerah pemilihan masing-masing. Informasi tentang partai politik dan calon legislatif bisa di akses di KPU, media massa, TV dan internet.
2. Kenali jejak rekam calon legislatif melalui karya-karya calon legislatif.
3. Jika ada Partai politik atau Calon Legislatif memberi uang, barang (benih, pupuk dll), terima saja, tetapi dalam pemilu 9 April 2009, pilihlah partai atau calon legislatif yang benar-benar memiliki jejak rekam yang bersih dan anda kenal.
4. Logikanya apabila calon legislatif memberi uang, maka akan ada kecenderungan pada saat duduk sebagai anggota DPR/D pasti akan korupsi dan tidak peduli dengan kepentingan masyarakat. Karena, gaji anggota DPR/D tidak akan cukup untuk mengembalikan ”modal” bagi-bagi uang yang dilakukan dalam pemilu.
5. Jika uang yang dibagi-bagikan dalam pemilu itu berasal dari pengusaha (penyandang dana) maka dapat dipastikan ketika calon legislatif duduk sebagai anggota DPR/D hanya akan memperjuangkan kepentingan penyandang dana.

Sebagai pemilih ditangan anda lah nasib Negara ini 5 tahun yang akan datang. Saatnya pilih calon legislatif yang bersih, anti korupsi, peduli petani dan nelayan, buruh, pedagang kecil, pegawai serta peduli ibu dan anak. Jadilah pemilih cerdas, INDONESIA JAYA. MERDEKA!!!

*Koordinator Solidaritas Indonesia

Rabu, 04 Februari 2009

Cape; nikmat

Hari ini diawali dengan sesuatu yang membuat semuanya pasti berantakan. Bermula dari telpon yang mendadak saya terima, segera setlah menerima telpon tersebut saya berangkat ke Bandara Soekarno-hatta. Memang, sebenarnya hari ini saya mesti ke padang. Namun, karena telpon tersebut saya mempercepat penerbangan saya hari ini. Sialnya, begitu sampai bandara, dengan setengah berlari, saya harus ngantri untuk cek in. Seperti biasa dan dari dulu tidak berubah, Bandara Soekarno Hatta selalu semberaut dan tidak ada informasi yang jelas. Baik dari pengelola bandara -Angkasapura- maupun dari masakapai penerbangan. Padahal Bandara ini adalah pintu gerbang utama masuk ke Indonesia. Mulai dari calo, jorok dan bau, lalu lintas yang awut-awutan sampai pada pelayanan penerbangan yang kacau balau. Tapi ya sudahlah...inilah negeriku.

Setelah cek in, bergegas saya menuju ruang tunggu, jam menunjukkan pukul 15.30 wib. Sesuai schedule, saya mesti terbang jam 15.40 wib. Saya terus berlari menuju ruang tunggu, hampir saja saya terpeleset karena lantai menuju ruang tunggu yang basah karena air hujan yang memang sedang membasahi sekujur Jakarta. Lha? Bandara International kok bisa-bisanya lantainya licin karena hujan...duh...nambah lagi satu keluhan. Ya sudah maklumi aja, karena ini Republik kita.

Sepanjang koridor menuju ruang tunggu, banyak orang nongkrong seenaknya, ada yang tidur-tiduran, berselonjor, dan enak benar tuh rokok ngepul. Mirip tempat penampungan TKI ya...atau penampungan Transmigrasi zaman orde baru. Smoking Area yang tersedia seperti hiasan yang tak berguna, tong sampah ada dimana-mana, tapi sampah berserakan dimana-dimana. Kapan kita bisa tertib dan disiplin?

Sampai di ruang tunggu, tanya petugas maskapai:
Saya : Udah Boarding?
Petugas : sebentar lagi pak
s: Jam berapa?
p: Sebentar lagi pak
s: 5 menit? 10 menit? atau 30 menit?
p: sebentar lagi pak, ntar juga di panggil

waduh.... ini petugas nggak ngerti bahasa Indonesia kali ya. kok jawabannya nggak jelas, sebentar lagi, weleh-weleh. Padahal jika masih agak lama, saya berniat mau makan dulu, karena tadi nggak sempat makan siang. Yah....di negeri ini tidak ada yang bisa pasti dan jelas. semua seolah-olah di abaikan. Padahal hak penumpang untuk dapat informasi dan pelayanan yang baik dari maskapai penerbangan.

Akhirnya, seperti dugaan saya, penerbangan saya di delay...... cape deh...

Pukul 18.00 wib akhirnya pesawat yang saya tumpangi take off menuju padang. Perut saya tetap dalam keadaan kosong karena belum sempat makan, dan seperti dugaan saya, dipesawat juga tidak ada makanan dan tidak ada yang jual. Ya akhirnya saya berusaha tidur untuk menghibur perut yan terus kriuk-kriuk protes belum di isi. Akhirnya saya landing di PAdang dengan selamat. Begitu keluar pesawat hanya satu tujuan saya yaitu MAKAN. lapar bro...

Setelah celingak-celinguk, akhirnya saya menemukan rumah makan yang masih buka dan satu-satunya yang buka malam itu. Itupun sudah beres-beres mau tutup. Dengan setengah hati mereka melayani pesanan makanan saya.... duh saya langsung makan dengan lahap...begitu selesai, rumah makan itupun tutup. Tapi bukan itu yang membuat saya kaget, tetapi ketika mereka menyodorkan bilyet pembayaran atas nasi soto yang saya makan -hanya ini menu yang ada-, di situ tertulis angka 120 ribu...mak...soto apa pula ini...duh..dengan kesal saya bayar dan langsung naik taksi dengan satu tujuan pulang dulu ke pariaman kampung tercinta.

Pagi hari, bangun sholat subuh, olah raga ringan, mandi dan siap-siap melakukan kerja-kerja politik, maklum caleg ni he he. Sambil berjalan keluar rumah, saya datangi warung favorit saya untuk sarapan pagi, Ketupat gulai pakis pake sala bulek khas pariaman. Saya dah membayangkan kenikmatannya. Gulai pakis yang agak asam tapi pedas di campur dengan sala yang berisi ikan...nikmat..... Tak lama saya sampai di warung itu...karena memang jaraknya dari rumah sekitar 50 meter. Ternyata warung itu tutup. Tidak ada yang tahu kenapa dia tutup. Akhirnya saya putuskan sarapan di warung lontong mie (walau saya kurang suka) yang dekat masjid. Lumayan untuk menganjal perut. Saya melirik jam tangan, wow sekarang pukul 07.30 wib, saya harus sampai di daerah yang saya tuju pukul 9.00 wib karena janji pertemuan dengan kelompok tani dan nelayan. Bergegas saya bayar dan meninggalkan warung tersebut menuju halte. Saya mesti naik bis, karena memang nggak punya mobil di dapil (caleg kere ni).

Bis yang biasanya lewat setiap 10 menit, tak kunjung ada, kalaupun ada udah penuh sesak...waduh...bisa terlambat ni...belum jadi wakil rakyat aja dah jam karet...apa nanti kata konsituen saya? berbagai macam pikiran berkecamuk dalam pikiran saya.... Tapi yang jelas itu karena saya tidak terbiasa terlambat. Akhirnya Bis yang saya tunggu datang juga, jam sudah menujukkan pukul 8.45 wib, saya telpon teman yang di sana, untuk memberi tahu bahwa saya terlambat, hp nya tidak aktif. Akhirnya saya hanya pasrah dan berdoa agar semuanya lancar. Setelah setengah jam perjalanan, saya harus naik angkot untuk mencapai daerah tujuan. Alhamdulillah semuanya lancar.

Ketika saya datang ke lokasi, sudah ramai orang berkumpul...duh malu ni terlambat....Tapi saya harus hadapi dan berkata jujur bahwa terlambat bukan budaya yang baik. Akhirnya pertemuan di mulai. Banyak hal yang disampaikan oleh petani dan enlayan pada saya. Mulai dari harapan, ketakutan, keluhan, ketidakpercayaan, uji kemampuan, trackrecord dll. Saya hanya mendengar, dan tidak memberi jawaban atau janji apapun pada mereka. Kita hanya coba bangun komitmen bersama, yang Insya Allah saya akan jalankan, baik menjadi anggota DPR atau tidak jadi anggota DPR. Karena apa yang mereka sampaikan sesungguhnya adalah tanggungjawab kita bersama untuk memperbaiki nasib dan martabat hidup petani dan nelayan di negeri ini.

Pertemuan di akhiri dengan saling tukar no hp bagi yang punya hp. Tetapisatu yang paling berkesan di hati saya bahwa, pertemuan ini membuat saya menemukan keluarga baru, Indonesia yang selama ini hilang, semua muncul dalam pertemuan ini. Saya diam sejenak...mungkin ini hikmah dari kesemberawutan yang saya alami dari mulai berangkat sampai sebelum pertemuan ini. Ketika menulis blog ini, kami baru saya berdiskusi tentang manusia dan matabat kemanusiaan. Saya banyak dapat ilmu dari mereka tentang memahami hidup dan manusia...inilah kenikmatan yang luar biasa di bandingkan ketupat gulai pakis pake sala bulek...

Selasa, 20 Januari 2009

Kasus Korupsi Walikota Bukittinggi;Intervensi SEKJEN Partai Demokrat?

beberapa hari yang lalu saya terima sms dari seorang teman di bukittinggi, isinya :
" Kejati Sumbar sdh bermain politik n sangat tidak bijak.Saat ini sdh masuk ms pemilu, adlh kurang arif menjadikan wako bukittinggi/caleg DPR RI Sumbar/Ketua DPD PD Sumbar sebagai tersangka. Alangkah sangat bijaknya andai menunggu stlh pemilu legislatif, tidak akan merobah wajah kejaksaan mjdtdk reformis. Tindakan Kejati tsb sama sj dg pembusukan PD disaat citra partai n sby pd posisi teratas. Sbg partai pendukung pemerintah yg anti KKN, PD sangat mendukung langkah Kajati Sumbar, namun moment wkt yg tdk dipertimbangkan. langkah tsb mjd lbh bernuansa politis drpd niat penegakkan hukum. Tindakan hukum yg tdk boleh ditunda apbl ybs tertangkap tangan, sdgkan kasus ini sdh bergulir lama se x n tdk kelihatan secara jelas pidananya, hrsnya msh bisa ditunda. Ini merupakan peringgatan bg kita semua utk berhati-hati, krn ada pihak2 yg ingin PD kalah shg tdk mampu mengusung sby sbg presiden. was MA (Marzuki ALI/Sekjen DPP PD)"

Sungguh saya terkaget-kaget menerima sms dari teman ini, saya langsung bertanya:
saya : Ini sms dari siapa?
teman: Marzuki Ali
Saya : Siapa dia?
T : Sekjen DPP Partai Demokrat
S : Ohhhh....memangnya sms itu dikirim kemana?
T : Dia kirim ke HP KAJATI SUMBAR untuk mempengaruhi penetapan Jufri (Walikota Bukittinggi/ Ketua DPD Partai Demokrat Sumbar) sebagai tersangka dalam kasus korupsi
S : oh... hebat betul beliau itu

Menilik isi sms itu (benar tidaknya Marzuki Ali kirim pada KAJATI saya tidak tahu), memperlihatkan bahwa ada beberapa hal yang mesti dijadikan agenda bersama gerakan antikorupsi Indonesia:
1. Bahwa masih banyak orang (terutama kelompok berkuasa) yang masih bermain-main dengan proses hukum. Artinya peneggakan hukum seenak-enaknya diplintir untuk kepentingan politiknya. SMS ini memperlihatkan pada kita bahwa, pengirim SMS berupaya melakukan intervensi proses hukum yang dilakukan KAJATI Sumbar. Intervensi ini bermotif politik karena kebetulan yang ditetapkan sebagai tersangka adalah Ketua DPD Partai demokrat yang kebutulan walikota dan caleg DPR RI dari sumbar II. Padahal jika beliau (pengirim SMS) mengerti hukum dan sadar hukum maka beliau serahkan semuanya pada proses hukum yang berjalan tanpa mesti mengirim SMS yang menurut saya memperlihatkan beliau "kurang bernas".
2. Bahwa masih banyak agenda Kejaksaan yang serius memberantas korupsi, terkendala oleh tekanan-tekanan politis apalagi jika berasal dari kepentingan politis yang berkuasa. Kiranya perlu kita secara bersama-sama mendorong Kejaksaan untuk tetap berjalan sesuai dengan tugas dan fungsinya. Jangan pernah takut dengan "tekanan" seperti isi SMS yang agak norak ini.
3. Upaya penundaan proses hukum adalah hal yang bodoh dan memperlihatkan sang pengirim SMS tidak mengerti prinsip proses hukum yaitu cepat dan murah. Jika menunda proses hukum (penetapan tersangka) pada Jufri (Walikota Bukittinggi/ketua DPD Partai Demokrat Sumbar) sama artinya melecehkan hukum. Bukan saja merusak kinerja peneggakan hukum tetapi itu juga "meniada" hak tersangka untuk membuktikan bahwa dia wajib mendapat pembelaan di depan hukum. Jika kasus ini ditunda (seperti permintaan pengirim SMS) maka artinya si pengirim SMS memandang remeh Inpres no 5 tahun 2004 tentang percepatan pemberantasan korupsi yang diterbitkan oleh Presiden SBY (yang didukung oleh partai Demokrat).Selain itu penundaan itu akan menjadi presenden buruk dalam proses hukum karena ada intervensi atau tekanan dari kelompok politis.
4. Jika Kajati Sumbar mempertimbangkan SMS tersebut dalam proses hukum terhadap tersangaka Jufri, maka maka makin buruk lah rupa Kejaksaan dan mematikan semangat pemberantasan korupsi yang digaung-gaungkan oleh pemerintah SBY dan Jaksa Agung.
5. Kasus korupsi tidak boleh ditunda hanya karena PEMILU, nggak ada hunbungannya. Bahkan sebenarnya langkah Kejaksaan sudah benar, tidak ada politis dalam langkah penetapan tersangka oleh Kejaksaan. Mestinya si pengirim SMS yang berkaca, bukankah anda yang menjadikannya politis?
6. Tidak ada hubungannya antara politisi Partai demokrat yang terlibat kasus korupsi dengan keinginan sekelompok orang untuk mengalahkan SBY. INI DEMOKRASI BUNG. Jangan dikait-kaitkan antara penegakkan hukum dengan PEMILU. Kemenangan sebuah parpol dalam pemilu diperlukan kerja-kerja politik partai tersebut. Berpihak dan tindakan nyata untuk kesejahteraan rakyat adalah faktor utama kemenangan parpol dalam pemilu, bukan seperti ketakutan sang pengirim SMS tersebut.

Kiranya kita harus bersama-samamelawan politisi yang seperti ini. Apakah itu kebijakan Partai Demokrat? wallahualam