Kamis, 21 Mei 2009

Pilar Bangsa Telah Runtuh (2)

Nabi besar Muhammad Saw, bersabda:
“Tegaknya bangsa di dunia ini karena empat pilar: Dengan ilmunya para Ulama, melalui keadilan para pemimpin, dengan kedermawanan orang kaya dan dengan doanya orang-orang miskin.”

1. Ilmunya Para Ulama (Pendidikan)...(episode 1)
2. Keadilan Para Pemimpin

Pemimpin adalah bagaikan lokomotif yang selalu berjalan pada rel yang telah disepakati bersama. Jika sang lokomotif keluar dari jalur (rel) yang telah disepakati maka gerbong yang dibawa akan berantakan dan hancur berkeping-keping. Akibatnya akan menelan korban dan kesedihan yang luar biasa bagi penumpangnya. Lokomotif tidak boleh ragu apalagi takut untuk mencapai kesejahteraan untuk rakyat nya. Pemimpin harus yang selalu terdepan menghadapi gelombang pasang surut bernegara. Lihatlah... tidak boleh pemimpin tersebut membedakan antara satu gerbong dengan gerbong yang lain....hanya karena penumpangnya berbeda budaya, agama, ras, kelamin atau perbedaan yang memang sudah kodrat manusiawi di dunia ini. Beberapa tahun belakangan ini keadilan adalah sesuatu yang sangat mahal bahkan hampir-hampir tidak bisa kita jangkau dengan tangan dan hati kita. Keadilan di Indonesia hanyalah sebatas jargon kampanye para "pemimpin" yang tidak boleh di utak atik oleh kaum miskin, bahkan berhayalpun untuk keadilan adalah sesuatu yang salah di Republik ini. Ketika krisis melanda, mereka berduyun-duyun memberikan stimulus, berkedok keadilan maka di lelapkan lah kaum miskin dengan bantuan tunai langsung (BLT) yang tiada berguna, sementara di istana dengan karpet merah mereka mengelar pesta keserakahan bersama para pemodal predatorik. Silahkan tuan-tuan berinvestasi disini...kami akan jaga asset tuan, jangan takut dengan protes kaum papa, karena mereka telah lelap dengan subsidi, jika ada yang protes, Tentara kami siap menjadi "anjing penjaga" asset anda. Jika nanti ada krisis lagi silahkan tuan bawa uang anda kemana pun tuan inginkan...ssttt...jangan panik kami hanya pura-pura marah dan akan menjerat tuan dengan hukum kami yang bisa kita bolak balik atau kalau tuan mau kangkangi hukum kami maka kami akan fasilitasi agar terlihat adil dan cerdas. Jangan cemas, tiap tahun kami umumkan pertumbuhan ekonomi meningkat 7%, Cadangan devisa aman bahkan 10 kali lipat meningkat, pelaksanaan otonomi berjalan dengan baik, kami peduli dan konsen dengan pemberantasan korupsi. Jika perlu besan kami pun akan kami tangkap sebagai lagu pengantar tidur rakyat kami. Mereka tidak akan pernah tahu, pertumbuhan ekonomi itu hanya fiktif karena industri kami mati, jika pun ada yang menggeliat itu hanya di sektor jasa...yang tidak akan banyak menyerap tenaga kerja. Makanya sesungguhnya tingkat pengangguran kami jumlahnya terus naik, tapi kami laporkan pengganguran kami berkurang karena tukang ojek, buruh panggul dan pekerja kasar lainnya kami angap bukan penggangguran. Perbankan kami normal-normal saja, karena kami simpan semua uang negara (APBN/APBD) dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI) aman toh... Kami telah lunasi utang kami pada IMF, sehingga kami laporkan bahwa Utang negara kita telah lunas. Mereka tidak sadar bahwa kami juga telah menerbitkan surat utang negara (SUN) yang tak terhingga jumlahnya. Sehingga sesungguhnya utang negara ini telah naik 30% dari jumlah utang sebelumnya. Kami berikan subsidi langsung pada rakyat kami, sehingga dengan uang 200 ribu mereka terbantu untuk makan, dan menyebut pemerintahan kami peduli. Sementara harga beras terus menanjak, jika mereka bertanya maka kami cukup jawab, "Harga beras naik ya bagus, agar petani bisa sejahtera". Padahal harga pupuk membumbung tinggi bahkan nyaris tidak bisa diperoleh. selain mahal, pupuknya juga langka, karena pupuk itu kami datangkan dari "mener" di swedia dan jerman. Kami biarkan saja pabrik pupuk kami mati karena gas sebagai bahan baku pupuk kami jual seluruhnya pada cina, jepang dan korea dengan harga murah. Walaupun harga beras mahal di pasar, harga gabah tetap 2000/kilo. Jika petani nya protes, kami cukup jawab "jika harga gabah naik, rakyat bisa sengsara"...maka kami sebagai pemerintah harus menjaga dan menyeimbangkan semua kebutuhan rakyat.
Kita telah berhasil dengan banyak program, walau makin banyak anak-anak dijalanan yang mestinya sekolah menjadi peminta-minta, pengamen dll. Kita berhasil kok, walau banyak pemuda putus sekolah melamun dan berhayal di pintu kubur. Banyak bayi yang mengalami krisis gizi.
Kita telah berhasil saudara ku. LANJUTKAN............!!!

Tidak ada komentar: