Selasa, 26 Mei 2009

Pilar Bangsa Telah Runtuh (3)

Nabi besar Muhammad Saw, bersabda:
“Tegaknya bangsa di dunia ini karena empat pilar: Dengan ilmunya para Ulama, melalui keadilan para pemimpin, dengan kedermawanan orang kaya dan dengan doanya orang-orang miskin.”
1. Ilmunya para Ulama (pendidikan) (episode 1)
2. Keadilan Para Pemimpin (Episode 2)
3. Kedermawanan Orang kaya

Banyak orang-orang kaya di negeri ini, bahkan saking banyaknya, ketika negara ini mengalami krisis, negara ini tetap menjadi pasar potensial barang-barang mewah dunia, mulai dari perhiasan, mobil, rumah/apartemen, dan branded lainnya.

Sayangnya, kekayaan yang dimiliki oleh para "tuan tanah" ini diperoleh dari sistem sosial dan ekonomi yang tidak adil. Sehingga, yang kaya makin kaya, dan yang miskin makin terpuruk. Orang-orang kaya di Indonesia lahir karena:
1. Mendapat fasilitas/privilege dari negara, karena kebetulan dekat dengan sumber kekuasaan. Persekongkolan ini melahirkan hubungan yang saling menguntungkan antara pengusaha dan penguasa. Untuk melihat hubungan ini bisa kita perhatikan ketika ada moment-moment politik, misalnya pemilu, pilkada dll. Mereka akan "menyumbang" dana untuk kepentingan politik calon, dengan komitmen akan memperoleh fasilitas dan kemudahan dalam menjalankan usahanya, banyak kasus secara kasat mata, pemerintah (SBY) melakukan impunity (pembiaran) atas pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh pengusaha/corporate. Lihat saja, kasus LUMPUR LAPINDO, sayup-sayup nyaris tak terdengar langkah tegas dan progresif dari pemerintah. Pertanyaannya berapa besar pemilik LAPINDO 'menyumbang" dana kampanye SBY? Nah...berharap kedermawanan pada kaum kaya seperti ini adalah bagaikan pungguk merindukan bulan. Jika adapun sumbangan untuk rakyat miskin dari mereka, yakinlah itu hanyalah sebagai bagian dari kampanye politik dan pencitraan politik bukan karena peduli dan cinta dengan orang miskin (makhluk yang paling disayang TUHAN).
2. Ada sekelompok orang menjadi kaya, karena merupakan lingkungan inti (dalam) kekuasaan, misalnya anak, teman, saudara dari Penguasa. Jika merujuk beberapa data bisnis dunia, maka kelompok ini hampir mencapai 50% dari orang kaya yang ada di Indonesia. Untuk menghindari protes dan citra politik yang buruk, biasanya mereka menjadi "hidden owners" dari beberapa perusahaan besar di Indonesia dan dunia. Kita masih ingat, ketika Tim Kejaksaan Agung yang dibentuk untuk memburu harta Soeharto dan Penjahat BLBI, mengumumkan tidak ada harta soeharto dan keluarga di Luar negeri. Berselang beberapa waktu, media massa di Indonesia dibikin heboh dengan transfer uang Tommy soeharto ke Indonesia dari Paribas, celakanya transfer tersebut malah menggunakan rekening Departemen Hukum dan HAM. Tak lama berselang, Pengadilan Australia juga meminta pemerintah Indonesia mengajukan surat permohonan penyitaan harta koruptor BLBI yang disimpan di Australia, demikian juga dengan harta Tommy Soeharto yang ditahan oleh pengadilan di paribas dan meminta pemerintah Indonesia mengajukan gugatan. Kelompok orang kaya seperti ini, sekarang makin banyak seiring dengan "keenganan" pemerintah SBY menerapkan keadilan berusaha di Indonesia. Lihat saja, akses modal siapa yang kuasai? Akses Pasar milik siapa? akses Informasi dan teknologi punya siapa?. Nah berharap pada orang kaya seperti ini agar peduli pada orang miskin sama dengan "jauh panggang dari api".

Diluar kelompok ini, kekayaan dikuasai oleh pengusaha asing yang selalu dilindungi oleh pemerintah, untuk melihat siapa saja yang perusahaan asing yang mendapat perlakuan khusus, tidak perlu pake data dan analisa yang terlalu rumit, sambil tidur-tiduran pun kita akan langsung menyebut nama PT. Freeport Indonesia, Newmont Indonesia, Rio Tinto, Exxon Mobile, Conoco, Shell, Mosanto dll. Bahkan, secara terbuka salah satu manager Mosanto (suaminya Sofia Latjuba) menyampaikan bahwa mereka telah menghabis jutaan USD untuk "menyogok" pejabat publik di Indonesia. Jadii, jangan terlalu berharap banyak saudara-saudaraku di papua, kaltim, riau, aceh dan morowali, poso, cepu, natuna dll akan dapat menikmati kekayaan alam dari negeri "tetesan surga" ini.

Pemerintahan ini memang telah berhasil menciptakan orang-orang kaya baru, baik lokal maupun asing yang predatorik. LANJUTKAN!!!!

Tidak ada komentar: