Kamis, 22 Mei 2008

Bermunajat; jangan berharap


Istriku, BBM naik lagi
Lihatlah, di jalanan mahasiswa berdemontrasi
Lawan..lawan…tidak adil…
Perlahan hilang bersama suara bajaj


Ini kebijakan yang tepat dan adil
Subsidi langsung untuk rakyat miskin


Istriku, BBM naik lagi
Rawatlah kandunganmu dengan doa dan zikir
Karena tahu dan tempe mencuat tinggi
Dihalaman masih ada kangkung, itu baik untuk kandunganmu


Ini untuk mengurangi penyelundupan
Ini Mengurangi beban APBN


Istriku, pergilah kedukun karena dokter mahal
Petik dedaunan, itu baik pengganti obatmu yang hilang
Berhentilah meratap, didapur masih ada garam dan segelas beras
Jangan mengeluh, kita bisa jalan kaki karena bensin motor mahal


Ini berpihak pada rakyat miskin
Demi kesejahteraan bersama


Istriku, jangan memaki dan mengumpat
Ini demi liberalisasi dan globalisasi
Ini demi mener investor pompa bensin
Ini demi IMF, Word Bank sang penolong krisis


Ini mengurangi kemiskinan
Meningkatkan kesejahteraan rakyat


Istriku, jangan bicara kemelaratan
Karena mereka lebih tahu menciptakan kemelaratan
Dengarkan saja, mereka bicara kesejahteraan dan adilnya kesejahteraan
Simaklah, mereka bicara keadilan dan kepedulian


Kami punya strategi yang jelas
Kami mengerti keadaan rakyat miskin


Istriku, mereka telah tulis ribuan buku tentang kemiskinan
Mereka telah terbitkan jutaan cara melawan kemelaratan
Lihatlah…lihatlah…Disamping istana mereka,
Seorang ibu meratap karena anaknya merengek minta tempe kesukaannya
Istriku, perhatikan diujung jalan sana
Anak-anak tidak sekolah karena tidak ada uang buat beli permen
Di depan warung, ibu-ibu menggerutu karena tidak bisa beli cabe
Lihatlah dengan mata hatimu, pedangang mie tidak lewat hari ini


Semua rakyat akan memahami kenaikan ini
Bantuan akan disalurkan dengan tepat sasaran


Istriku, jalan kakilah kepasar
Abang becak tidak narik hari ini
Jangan naik angkot atau bis
Uang ongkos lebih baik ditabung untuk beli susu anak kita


Istriku, bertahanlah…..
Jangan mengeluh....jangan memaki....jangan mengumpat....
Bersujudlah pada malam hari di atas sajadahmu
Bermunajatlah.....jangan berharap....

Jakarta, 2008

Tidak ada komentar: