Kamis, 22 Mei 2008

Sudahlah Tuan


Pertiwi kembali dilukai
Republik ini semakin gerah
Debu menyelimuti setiap ranting pohon hati kita
Wow…ada kyai berkotbah tentang kesabaran


Bersabar dengan kemalaratan
Bersenggama dengan kebodohan dan kegilaan
Ini keadilan, seru sang Jurubicara
Gila...gila..sungguh ini keterlaluan


Ini demokrasi Bung!!
Rakyat miskin harus dibela, kata sang Profesor
Kita krisis BBM, teriak sang Presiden
Berhematlah.....Kita defisit anggaran


Ini krisis mu wahai tuan pemodal
Sungguh kami tidak terlibat dengan krisis nan tercipta
Bukankah kau tlah membabat hasil hutan kami?
Bukankah kau tlah merusak terumbu karang kami?


Kau tlah minum minyak kami untuk industrimu
Sementara bayi-bayi kami minum limbah kimiamu
Kau katakan ini globalisasi dan demokrasi
Sementara kami berebut roti basi

Kau tlah rampas lumbung uang kami
Sementara dengan air mata darah kami menghitung rupiah
Kau sebut kami negeri maling
Sementara kami kau paksa untuk berutang


Kau sebut semua ini inefesiensi
Agar kami jual air dan tanah kami padamu
Kau datang dengan topeng kebebasan
Agar kau bisa penjara kami dengan harga gilamu


Wahai tuan! Sungguh busuk aroma teorimu
Kami tidak butuh demokrasi dan globalisasi mu
Kami tak butuh efesiensi dan privatisasimu
Kami tak butuh rasa kemanusiaan yang gila


Wahai tuan, kami tak butuh bahan kimia mu
Bawa pergi mesin teknologimu
Buang jauh-jauh nuklir dan mesin perang mu
Kuburlah bersama mayat-mayat kapitalismu


Wahai tuan, dengan pacul dan arit kami bisa panen
Dengan tai dan debu kami bisa menyuburkan tongkat kayu
Kami punya sapi dan domba untuk diperas susunya
Jaring dan dayung kami masih kokoh mengarungi samudera


Wahai Tuan, kami tidak pernah merusak tanah dan anakmu
Kami tidak pernah menjerat bangsamu dengan hutang
Kami tidak pernah memaksa menjual bank dan pabrikmu
Kami tidak pernah merampas roti dan keju mu


Wahai tuan, berhentilah...
Jangan teruskan kegilaanmu pada kami
Kami biasa santun dan lemah lembut
Tapi juga biasa dengan darah dan kekerasan


Jakarta, 2008

Tidak ada komentar: