Kaum tertindas dan dhuafa
Kemelaratan dan kesengsaraan
Ketidakmampuan dan ketidakberdayaan
Kata demi kata kugores dengan tinta air mata
Bercerita tentang bau keringat kaum kuli
Tentang gedung dan seragam sekolah yang tak terjangkau
Tentang bumbu dapur yang tak terbeli
Kutulis jutaan penganggur dipintu kubur
Tentang petani yang mati dilumbung padi
Tentang balita tanpa air susu
Tentang pedagang asongan yang diburu
Hari ini kulihat berjuta orang miskin
Berbaris, bersusun menuju kematian
Kulihat, seorang anak mati dipangkuan bapaknya
Berlari....karena tak ada uang untuk tanah kuburan
Hari ini kulihat, negeri tetesan sorga bagai neraka
Seorang ibu menanggis tak bersuara
Anak kecil mengusap mata tanpa air mata
Para Nelayan diam memandang laut
Petani menatap sawah diracuni pupuk kimia
Tukang becak dengan handuk kecil menyeka keringat
Hari ini kudengar, senandung pilu pengantar tidur sibuyung
Tongkat dan kayu jadi pentungan lapak-lapak dipinggir jalan
Polisi menghamili anak perempuan pak haji
Wow…koruptor bebas di pengadilan
Ada tentara menjadi anjing penjaga pemodal
Masya Allah, hakim, polisi dan Jaksa disuap
Hari ini aku berhenti menulis kemiskinan
Aku terdiam….tulangku rapuh
Kemiskinan…kemelaratan…kesengsaraan
Ketidakmampuan….ketidakberdayaan
Aku muak menulis semua itu….
Tinta air mata darah ku tlah habis
Jakarta, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar